Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. —Matius 6:6
Saya mengagumi orang-orang yang tekun mencatat pokok-pokok doa
mereka setiap hari dalam suatu jurnal. Saya kagum kepada mereka yang
mengikuti perkembangan setiap permohonan dan pujian mereka serta dengan
setia memperbarui daftar doa mereka. Saya terinspirasi oleh mereka yang
mengajak orang lain untuk berdoa bersama dan yang khusyuk menaikkan
doa-doa mereka setiap malam. Selama bertahun-tahun saya berusaha meniru
gaya mereka, menata kehidupan doa yang sempurna, dan mencontoh tutur
kata mereka yang lebih fasih dalam berdoa. Saya berjuang untuk
menyingkapkan apa yang saya anggap sebagai misteri, karena saya rindu
mempelajari cara berdoa yang benar.
Pada akhirnya, saya belajar bahwa Tuhan kita hanya menghendaki doa yang dimulai dan diakhiri dengan kerendahan hati (Mat. 6:5). Dia mengundang kita untuk masuk ke dalam percakapan yang akrab dengan-Nya yang berjanji untuk mendengarkan (ay.6). Allah tidak pernah mengharuskan kita menggunakan kata-kata dan frasa yang bertele-tele atau yang dihafalkan (ay.7). Dia meyakinkan kita bahwa doa adalah anugerah, suatu kesempatan untuk memuji keagungan-Nya (ay.9-10), untuk menunjukkan kepercayaan kita atas pemeliharaan-Nya (ay.11), dan untuk menegaskan jaminan pengampunan dan tuntunan yang diberikan-Nya kepada kita (ay.12-13).
Allah meyakinkan kita bahwa Dia mendengar dan memperhatikan setiap doa, baik yang terucap maupun tidak, demikian juga jeritan hati yang menjelma melalui tetesan air mata. Saat kita percaya kepada Allah dan kasih-Nya yang sempurna bagi kita, kita diyakinkan bahwa berdoa dengan kerendahan hati dalam sikap yang berserah dan bergantung kepada-Nya selalu merupakan cara berdoa yang benar.
Pada akhirnya, saya belajar bahwa Tuhan kita hanya menghendaki doa yang dimulai dan diakhiri dengan kerendahan hati (Mat. 6:5). Dia mengundang kita untuk masuk ke dalam percakapan yang akrab dengan-Nya yang berjanji untuk mendengarkan (ay.6). Allah tidak pernah mengharuskan kita menggunakan kata-kata dan frasa yang bertele-tele atau yang dihafalkan (ay.7). Dia meyakinkan kita bahwa doa adalah anugerah, suatu kesempatan untuk memuji keagungan-Nya (ay.9-10), untuk menunjukkan kepercayaan kita atas pemeliharaan-Nya (ay.11), dan untuk menegaskan jaminan pengampunan dan tuntunan yang diberikan-Nya kepada kita (ay.12-13).
Allah meyakinkan kita bahwa Dia mendengar dan memperhatikan setiap doa, baik yang terucap maupun tidak, demikian juga jeritan hati yang menjelma melalui tetesan air mata. Saat kita percaya kepada Allah dan kasih-Nya yang sempurna bagi kita, kita diyakinkan bahwa berdoa dengan kerendahan hati dalam sikap yang berserah dan bergantung kepada-Nya selalu merupakan cara berdoa yang benar.
Tuhan, terima kasih karena telah mengingatkan kami bahwa Engkau mendengar setiap doa kami.
Berseru kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita yang penuh kasih merupakan cara berdoa yang benar.
Keywords : 족자카르타 한국교회, 인도네시아 한인교회, 족자한인교회, Yogyakarta, Jogja Korean Community Church, Gereja Korea di Jogja, Ibadah Korea Jogja, 신앙 자료실, 구약 주석, 신약 주석, 신학 공부, 교리 공부, 이단 자료, 한국기독교역사, 인도네시아어 찬양, Lagu Rohani Korea